Dalam teknologi sistem cerdas ini pasti disetiap negara mempunyai
teknologi tersebut. Maka dari itu akan ada perbedaan disetiap negara dalam
teknologi sistem cerdas. Berikut adalah perbandingan pada 3 negara di asia
dalam teknologi sistem cerdas.
Perbandingan Sistem Cerdas Pada 3
Negara di Asia
Perbandingan
sistem cerdas di berbagai negara pasti begitu banyak, termasuk didalam Pendidikan.
Salah satu teknologi sistem cerdas yang digunakan dalam bidang Pendidikan adalah
e-learning, teknologi ini pastinya
sudah diterapkan dibeberapa negara. Saat
ini kemajuan teknologi memungkinkan banyak interaksi pembelajaran tidak perlu
dilakukan secara langsung dengan tatap muka. Teknologi E-Learning
saat ini sudah mulai banyak ditawarkan. Pendidikan jarak jauh(PJJ) ini memiliki
beberapa kelebihan tersendiri dibandingkan dengan tatap muka secara langsung.
Pendidikan secara E-Learning dilakukan
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Sistem pembelajaran
dilaksanakan melalui perangkat komputer atau laptop yang terhubung dengan
koneksi internet. Sistem yang terintegrasi dengan baik membuat siswa dapat
memperoleh semua informasi yang dibutuhkan dan mampu melaksanakan sistem
pembelajaran dengan baik. Output yang diperoleh dari sistem
pembelajaran ini juga tidak kalah dengan pembelajaran konvensional.
Di 3 negara asia ini yaitu
Indonesia, Malaysia, dan Singapura mempunyai perbandingan tekonologi sistem
cerdas tentang e-learning di bidang Pendidikan.
1. E-learning di Indonesia
Istilah E-Learning digunakan
untuk merujuk kepada cara pandang baru terhadap pembelajaran elektronik yang
terinspirasi oleh munculnya teknologi Web. Web adalah sebuah istilah yang
dicetuskan pertama kali oleh O’Reilly Media pada tahun 2003, dan dipopulerkan
pada konferensi web pertama di tahun 2004. Sistem konvensional pembelajaran
elektronik biasanya berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa
dengan menggunakan teknologi Internet (biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam
pembelajaran terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas
dievaluasi oleh guru. Sebaliknya, E-learning memiliki penekanan pada
pembelajaran yang bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social
networking) seperti blog, wiki, podcast dan Second Life. Fenomena ini juga
telah disebut sebagai Long Tail learning. Selain itu juga, E-learning erat
hubungannya dengan Web , social networking (Jejaring Sosial) dan Personal
Learning Environments (PLE).
Perkembangan E-Learning di
Indonesia sejalan dengan perkembangan Infrastruktur TIK. Beberapa program
pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya Infrasruktur adalah:
a. Pada tahun 1999-2000
merupakan perkembangan jaringan internet.
b. Pada tahun 2000-2001
merupakan perkembangan Jaringan Informasi Sekolah.
c. Pada tahun 2002-2003
merupakan Wide Area Network kota (WAN kota).
d. Pada tahun 2004-2005
merupakan tahun dimana mulai terdapat Information and Communication Technology
Center (ICT Center).
e. Pada tahun 2006-2007
merupakan tahun berkembangnya Indonesia Higher Education Network.
f. Pada tahun 2008-sekarang
merupakan tahun berkembangnya Jejaring Pendidikan Nasional.
g. Pada tahun 2009-sekarang
merupakan tahun berkembangnya Southeast Asian Education Network (SEA EduNet).
Dari perkembangan-perkembangan
tersebut dapat dilihat dan dibuktikan bahwa saat ini telah banyak situs
e-learning yang bermunculan. Baik yang diperuntukkan untuk umum maupun yang
terdapat di setiap Perguruan Tinggi. E-learning akan terus berkembang dari masa
ke masa menjadi sebuah sistem pembelajaran yang lebih banyak dipilih di dunia
pendidikan.
2. E-learning di Malaysia
Perkataan e-learning dalam
konteks pendidikan di Malaysia kini mula hangat diperkatakan. Sebelum melangkah
lebih jauh, coba kita definisikan apakah makna e-learning tersebut.
Menurut Wahyu dan Yahya
(2006),definasi ‘e-learning’ atau electronic learning ini seringkali
berubah-ubah selaras dengan kemajuan teknologi dan juga seringkali di salah
tafsirkan dalam iklan-iklan promosi pendidikan. Secara umumnya, ‘e-learning’
adalah sebarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN,WAN atau internet) untuk menyampaian isi kandungan, interaksi
atau pemudahcaraan. Internet, Intranet, satelit, tape audio/ video, TV
interaktif dan CD ROM adalah sebahagian media elektronik yang dimaksudkan di
dalam kategori ini. Maka,konsep e-learning ini adalah meluas dan bukannya
sekadar pembelajaran atas talian (online) semata.
Menurut Wahyu dan Yahya (2006)
juga, perkembangan e-learning di Malaysia adalah baru jika debandingkan dengan
negara-negara barat dan negara jiran, Singapura. Agenda IT Kebangsaan (NITA)
telah dilancarkan pada Disember 1996 oleh ‘National IT Council (NITC) yang
dipengerusikan oleh YAB Tun Dr Mahathir Mohamad, mantan Perdana Menteri
Malaysia. NITA memberikan garis panduan bagaimana teknologi maklumat dan
komunikasi, ICT dapat digunakan untuk menjadikan Malaysia sebuah negara maju
selaraskan dengan Wawasan 2020 (NITC, 2001). Salah satu inisiatif awal NITC
adalah untuk mewujudkan Koridor Raya Mltimedia, MSC bagi mencapai NITA.
Strategi yang telah dirancangkan oleh NITC ialah ‘e-community, ‘e-public
services’, ‘e-learning’, ‘e-economy’, dan ‘e-sovereignty’. Kementerian
Pendidikan Malaysia dan sektor swasta seperti MIMOS dan Kumpulan Utusan pula
telah dipertanggungjawapkan untuk menjayakan agenda ‘e-learning’ kebangsaan
3. E-learning di Singapura
Salah satu tantangan dalam
difusi pengetahuan adalah pembelajaran yang berkualitas. Banyak metode dan
inovasi yang telah dikembangkan dalam peningkatan kualitas pembelajaran
tersebut, yaitu dengan pemuktahiran bahan ajar yang lebih mudah dipahami dan di
pelajari. Pembelajaran melalui media elektronik seperti internet/extranet,
satelit broadcast, audio/video, interaktif televisi, Cakra Padat, dan komputer
berbasis pelatihan menjadi pilihan. Pada perkembangannya kegiatan semacam ini
dikenal dengan elektronik learning (e-learning). Banyak negara yang telah
sukses dalam mengembangkan e-learning di negaranya bahkan berdampak langsung
terhadap ekonomi negara melalui penjualan konten. Singapura merupakan negara
yang sukses menerapkannya. Tulisan ini bertujuan mengulas perkembangan pesat
dalam bidang e-learning di Singapura dengan mengungkap gambaran pasar
e-learning, kebijakan dan potret aplikasi e-learning di dunia pendidikan
Singapura. Sehingga dapat dijadikan referensi dan contoh pembelajaran kesuksesan
e-learning bagi Indonesia. Kesuksesan Singapura dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan e-learning, dikarenakan adanya komitmen dari pemerintah dan
pelaku industri untuk mengembangkan sektor ini. komitmen tersebut diikuti
dengan memberikan insentif bagi pengembangan aplikasi dan pemenuhan
infrastruktur dasar, serta kesadaran bersama para pengguna terutama di sektor
pendidikan untuk memanfaatkan aplikasi pembelajaran tersebut. Hal inilah yang
dapat dijadikan pembelajaran bagi Indonesia dalam pengembangan dan implementasi
e-learning.
Kesimpulan
Pada perbandingan diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa
E-learning di dalam Negara Indonesia sudah sangat berkembang dari tahun ke
tahun, namun masih belum digunakan dengan maksimal. Tapi Indonesia tidak kalah
dengan Negara tetangganya seperti singapura dan juga Malaysia. Di singapura
memang sudah maju perkembangan e-learningnya namun penggunaannya tidak sebanyak
Indonesia. Dan di Malaysia, sangat disayangkan karna kurangnya kemahiran dalam
menggunakan e-learning jadi banyak orang-orang yang menganggur.
Dari perbandingan 3 negara asia diatas
membuktikan disetiap negara pasti mempunyai teknologi sistem cerdas yang mana
penerapan dan penggunaannya berbeda-beda, teknologi yang digunakan pun bisa
berbeda-beda.
Referensi