ILMU SOSIAL DASAR
Nama : Lestari Rahma Putri
Universitas : Gunadarma
Universitas : Gunadarma
Dosen : Ahmad Nasher
MOBILITAS SOSIAL
A. Pengertian Umum :
Gerak
sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan,
ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari
bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak
dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah
tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok
warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan
posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan
yang lain. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu
departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan
gemilang.
Pengertian menurut Ahli :
· Paul B.
Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial
ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang
lainnya. •
· Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas
sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat
hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
B. Bentuk-bentuk mobilitas
sosial
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertika : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertika : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
- Mobilitas
vertikal keatas
- Mobilitas
vertikal ke bawah
A. Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing) Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
- Naiknya
orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi,
dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di
salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala
sekolah.
- Terbentuknya
suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah
ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk
menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya
naik.
Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai
berikut :
- Melakukan
peningkatan prestasi kerja
- Menggantikan
kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi
B. Mobilitas vertikal ke
bawah (Social sinking) Sosial sinking merupakan proses
penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali
menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan
kewajibannya.
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
- Turun
nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang
prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika
melaksanakan tugasnya.
- Tidak
dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim
Juventus terdegradasi ke seri B.
Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:
- Berhalangan
tetap atau sementara.
- Memasuki
masa pensiun.
- Berbuat
kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari
jabatannya.
2. Mobilitas horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
- Contoh:
Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti
kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini
mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal
karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status
sosialnya.
Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :
- Mobilitas
social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan
individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti
transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas
sosial
- Mobilitas
antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua
generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi
cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf
hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada
perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status
sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah
seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah
dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara.
Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal
antargenerasi.
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu
mobilitas intragenerasi dan mobilitas intergenerasi.
- Mobilitas
intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Contoh: Pak Darjo awalnya
adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin
juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya
semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang
pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama
Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih
beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari
tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi
tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga
dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.
- Mobilitas
Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi
diantara beberapa generasi.
Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
- Mobilitas
intergenerasi naik
- Mobilitas intergenerasi turun
C. Hubungan Struktur Sosial
dan Mobilitas Sosial
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.
1. Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah sebagai berikut:
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.
1. Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah sebagai berikut:
- Tidak
ada satu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial
vertikal
- Seterbuka
apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial, terkadang tetap ada
hambatan-hambatan.
- Setiap
masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertikal sendiri, tidak
ada tipe yang berlaku umum bagi setiap masyarakat.
- Laju
mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan
yang berbeda-beda.
- Mobilitas
sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan, tidak
menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang bertambah atau
berkurang laju mobilitas sosial.
2. Mobilitas Sosial dalam
Sistem Stratifikasi Sosial yang Tertutup
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
- Perubahan
standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis,
melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini
akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan,
karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi
Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di
masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar
hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti
ketika ia menjadi pegawai rendahan.
- Perkawinan
Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui
perkawinan. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat
sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di
masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita
tersebut.
- Perubahan
tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah
tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru.
Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih
megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat
tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini
menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
D. Faktor-faktor Pendorong
dan Penghambat Mobilitas Sosial
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :
A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :
A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
- Struktur
Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan
rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan
- Perbedaan
Fertilitas Setiap masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang
berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis
pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah
- Ekonomi
Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda
(tradisional dan modern), contoh nya di negara-negara Eropa barat dan
Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang
bersetatus tinggi naupun rendah.
B. Faktor Individu Faktor
individu
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
- Perbedaan
Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka
yang cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial.
- Orientasi
Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu
dalam meningkatka prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui
pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
- Faktor
kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai
tujuannya, tetapi kadang kala mengalami kegagalan.
C. Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
D. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
E.Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
G. Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
H. Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
D. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
E.Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
G. Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
H. Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.
I. Ekspansi teritorial dan
gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
J. Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.
L. Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
J. Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.
L. Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
- Kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin,
mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit
- Diskriminasi
Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti
denga adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan
berbagai syarat dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di
masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan
kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di
pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap
berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi
presiden Afrika Selatan
- Perbedaan
Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya
mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan
sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai
keinginannya.
- Perbedaan
jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi
derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan
ini mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan
kesempatan-kesempatan dalam masyarakat.
- Faktor
Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau
terlampau kuat dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas
sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku.
- Perbedaan
Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur
organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk
memperebutkan sesuatu.
E. Saluran-Saluran
Mobilitas Sosial
- Angkatan
Bersenjata Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya
ikut berjasa dalam membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut
ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik pangkat.
- Pendidikan
Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas
vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat
mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran
yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai
social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke
kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap
orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak
dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah
lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu
untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang
secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya
- Organisasi
Politik Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang
tinggi kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya.
Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan legislatif atau eksekutif
- Lembaga
Keagamaan Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal,
meskipun setiap agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan
yang sederajat
- Organisasi
Ekonomi Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun
jasa umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk
mencapai mobilitas vertikal.
- Organisasi
Profesi Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran
mobilitas vertikal, antara lain ikatan
- Perkawinan
Melauli perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang
wanita yang berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus
sosial ekonominya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial
nya sang wanita
- Organisasi
keolahragaan Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan
status nya ke strata yang lebih tinggi
Cara umum memperoleh
status
Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status social, yaitu melalui askripsi dan melalui prestasi
Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status social, yaitu melalui askripsi dan melalui prestasi
- Askripsi,
yaitu cara memperoleh kedudukan melalui kelahiran, contohnya system kasta
dan gelar kebangsawanan
- Prestasi,
yaitu cara memperoleh status atau kedudukan dengan usaha sendiri.
Cara khusus untuk menaikan status :
- Perubahan
tingkah laku Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha
menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku
kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya
tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia
merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.
Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari
golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang
bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan
menyelipkan istilah-istilah asing.
- Perubahan
nama Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi
sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama
yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Contoh: Di kalangan
masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang
kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya.
Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah
sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"
- Perubahan
tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah
tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru.
Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih
megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat
tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini
menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
- Perubahan
standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis,
melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini
akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan,
karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi
Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di
masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar
hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti
ketika ia menjadi pegawai rendahan.
- Bergabung
dengan organisasi tertentu Untuk meningkatkan statusnya seseorang dapat
bergabung dengan organisasi tertentu , sebagai contoh bergabung dengan
organisasi yang berkelas.
G. Dampak Mobilitas Sosial
Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
- Adanya
kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
- Timbulnya
ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang
meningkat.
- Keterangan
hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang
berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih
rendah.
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik
yang bersifat positif maupun negatif antara lain sebagai berikut.
- Dampak
Positif :
1). Mendorong seseorang untuk lebih maju terbukanya kesempatan
untuk pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan
motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk
maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi.
2). Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah
yang lebih baik mobilitas sosial
akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang
sedang mengalami perubahan dari masyarakat
agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang
memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan
peningkatan dalam bidang pendidikan.
3). Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial
dalam suatu masyarakat dapat
meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai dan
norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan
status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi soaial.
- Dampak Negatif :
- Timbulnya konflik-konflik
yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian,
yaitu sebagai berikut. :
1)
Konflik antarkelas dalam masyarakat terdapat
lapisan-lapisan. Kelompok dalam
lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa
memicu terjadinya konflik antar kelas.
2)
Konflik antarkelompok sosial konflik yang menyangkut antara
kelompok satu dengan kelompok
yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a. Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan
kelompok sosial yang modern b.
Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang
3)
Konflik antargenerasi konflik yang terjadi karena adanya
benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu
dengan generasi yang lain dalam mempertahankan
nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
- Berkurangnya solidaritas kelompok penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya
- Timbulnya
gangguan psikologis mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi
psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :
a. Menimbulkan
ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
b. Adanya
gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya
c. Mengalami
frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan
atas, tetapi tidak dapat mencapainya.
MACAM-MACAM MIGRASI
Migrasi adalah perpindahan atau gerak penduduk
dari suatu daerah ke daerah lain.
Macam migrasi dapat dikelompokkan
menjadi migrasi internasional dan migrasi nasional.
1. Migrasi
Internasional
Migrasi internasional meliputi imigrasi,
emigrasi dan repatriasi seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
A. Imigrasi
Imigrasi ialah masukknya penduduk dari
suatu negara lain ke suatu negara. Misalnya, wisatawan mancanegara pergi ke
Indonesia. Bagi Indonesia peristiwa wisatawan yang masuk ke Indonesia disebut
imigrasi. Wisatawan mancanegara yang datang itu disebut imigran. Wisatawan atau
imigran yang masuk ke Indonesia tanpa izin disebut imigran gelap.
B. Emigrasi
Emigrasi ialah perpindahan penduduk yang
meninggalkan suatu negara ke negara lain. Misalnya, tenaga kerja wanita (TKW)
Indonesia bekerja ke mancanegara. Bagi Indonesia, peristiwa perginya orang
Indonesia ke mancanegara itu disebut emigrasi, sedangkan orang yang emigrasi
itu disebut emigran.
C. Repatriasi
Repatriasi adalah perpindahan penduduk
kembali ke negara asalnya setelah lama meninggalkan negaranya. Misalnya, orang
Indonesia yang telah lama menetap di mancanegara kembali pulang ke Indonesia.
2. Migrasi
Nasional
Migrasi nasional meliputi urbanisasi,
transmigrasi dan remigrasi seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
2. Migrasi Nasional
Migrasi nasional meliputi urbanisasi,
transmigrasi, remigrasi dan forensen(nglaju) seperti yang akan dijelaskan
berikut ini.
a. Urbanisasi
Urbanisasi ialah perpindahan penduduk dalam suatu negara dari desa ke
kota, karena mendesak dari pertimbangan sosial ekonomi. Misalnya, para petani
yang menunggu masa panen mencari pekerjaan ke kota bekerja di luar bidang
pertanian. Ketika masa panen tiba, mereka kembali ke desa mengerjakan pertanian
sampai selesai masa menanam. Menanti masa panen, mereka kembali pergi ke kota.
b. Transmigrasi
Transmigrasi ialah perpindahan penduduk dalam suatu negara, dari daerah
yang berpenduduk padat ke daerah lain yang berpenduduk jarang. Baik dipindahkan
dalam suatu pulau maupun dipindahkan ke pulau lain. Misalnya, penduduk di Jawa
yang terkena musibah bencana alam ditransmigrasikan ke luar Jawa, agar mereka
memperoleh lapangan penghidupan yang lebih baik. Penduduk yang dipindahkan itu
disebut transmigran.
Transmigrasi dibedakan dalam 5 macam
yaitu sebagai berikut.
1). Transmigrasi Umum
Transmigrasi
umum ialah transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah. Selain
ongkos perjalanan, ditempat transmigrasi mereka diberi tanah garapan seluas 2,5
hektar, rumah sangat sederhana, alat perlengkapan pertanian, biaya kebutuhan
hidup selama 12 bulan, dan dilaksanakan pembinaan terus-menerus.
2). Transmigrasi
Khusus
Transmigrasi
khusus ialah transmigrasi yang dilaksanakan pemerintah, antara Departemen
Transmigrasi bekerja sama dengan departemen lain yang terkait. Misalnya,
transmigrasi pramuka dari Jawa Timur yang telah memiliki keterampilan di bidang
pertanian, untuk merintis pembukaan daerah baru di Sumatra.
3). Transmigrasi Bedol
Desa
Transmigrasi
bedol desa ialah transmigrasi yang dilaksanakan oleh seluruh penduduk suatu
desa bersama dengan perangkat pemerintah desanya ke daerah baru yang disediakan
oleh pemerintah. Bentuk transmigrasi ini sama dengan transmigrasi umum yang
pemindahan seluruh penduduknya karena akan dibangun suatu proyek pemerintah di
daerahnya.
4). Transmigrasi Lokal
Transmigrasi
lokal ialah transmigrasi dari daerah/pulau yang berpenduduk padat ke
daerah/pulau yang berpenduduk jarang dalam satu wilayah provinsi.
5). Transmigrasi
Spontan dan Swadaya
Transmigrasi
spontan dan swadaya ialah transmigrasi yang dilaksanakan atas biaya sendiri.
Sama dengan transmigrasi swakarya, namun bedanya pada transmigrasi spontan,
pemerintah masih menyediakan lahan untuk bertani atau mendirikan rumah untuk
tempat tinggalnya.
c. Remigrasi
Remigrasi ialah perpindahan penduduk dalam
suatu daerah, pindah kembali ke daerah asalnya. Misalnya, transmigrasi di
Kalimantan Timur yang berasalh dari Pulau Bali kembali berdiam di desa di Bali
bersama keluarganya.
d. Forensen (nglaju)
forensen
(nglaju) adalah orang yang tinggal di desa (luar kota), tetapi mempinyai mata
pencaharian di kota sehingga setiap hari pulang pergi dalam perjalanan. Hal itu
disebabkan oleh sulitnya perumahan di kota. Misalnya, banyak orang bekerja di
Jakarta, tetapi bertempat tinggal di luar Jakarta.
Kesimpulan :
Dari penjelasan diatas perubahan, pergeseran atau penurunan status akan selalu dialami setiap individu atau kelompok. Seorang individu atau kelompok yang gagal melakukan mobilitas sosial, mereka melakukan pengembangan citra kelompoknya melalui bidang lain diantaranya budaya dan olahraga. Dengan demikian kelompok tersebut tidak merasa kecil hati karena memiliki kelebihan di bidang yang lain. Tetapi kembali lagi dengan faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial yang terjadi pada setiap masing-masing individu atau kelompok.
Migrasi adalah perpindahan atau gerak penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Dari penjelasan tersebut kebanyakan perpindahan penduduk dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dan kebutuhan ekonomi, tetapi kembali lagi dengan penduduk yang melakukan migrasi dengan tujuan tersebut harus mempunyai potensi untuk mencapi tujuan didaerah yang baru, sehingga tidak terjadi masalah-masalah sosial, seperti banyaknya pengangguran, meningkatnya kemiskinan dan masalah lainnya.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar