Nama : Lestari Rahma Putri
Kelas
: 1KA29
Dosen : Junaedi Abdillah
Kata
Pengantar
Puji syukur kita
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnya
maka penulis telah menyelesaikan sebuah karya tulis ini tepat waktu. Berikut
ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Manusia dan
Kebudayaan”. Dalam pembahasannya, karya tulis ini mengangkat tentang
unsur-unsur manusia, hakekat manusia, kepribadian bangsa timur, pengertian
kebudayaan, unsur-unsur kebudayaan, wujud kebudayaan, orieantasi nilai budaya,
perubahan kebudayaan, kaitan manusia dan kebudayaan.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta dan memohon maaf
bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat
kurang tepat. Dengan ini penulis ingin mempersembahkan makalah ini dengan penuh
rasa hormat dan terima kasih..
DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
BAB II Pembahasan
2.1 Manusia
2.2 Hakekat Manusia
2.3 Kepribadian Bangsa Timur
2.4 Pengertian Kebudayaan
2.5 Unsur-unsur Kebudayaan
2.6 Wujud Kebudayaan
2.7 Orientasi Nilai Budaya
2.8 Perubahan Kebudayaan
2.9 Kaitan Manusia dan Kebudayaan
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab2-manusia_dan_kebudayaan.pdf
https://vidyakanshapurnagita.wordpress.com/2014/10/24/makalah-manusia-dan-kebudayaan/
http://achmadfahmi489.blogspot.co.id/2011/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia
dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain. Pada
uraian ini akan dibahas tentang pengertian-pengertian dasar tentang manusia dan
kebudayaan, ini dimaksudkan untuk memberikan dasar yang lebih kuat untuk pembahasan
materi IBD.
Manusia
dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan karena dimana
manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan
yang ada di daerah yang di tinggalinya. Sedangkan Manusia atau orang dapat
diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau
secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens
(Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari
golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana,
dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidupSelain itu manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu
sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan tertentu yang pada akhirnya
menjadi budaya yang biasa mereka lakukan. Kebudayaan adalah produk manusia,
namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain,
kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus
hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya dan kebudayaan mempunyai
kegunaan yang sangat besar bagi manusia di dalam kehidupannya.
1.2 Rumusan Masalah
·
Bagaimana kita dapat menjelaskan
unsur-unsur yang membangun manusia?
·
Bagaimana kita dapat menjelaskan dan
membedakan hakekat manusiaw?
·
Bagaimana kita dapat menjelaskan
kepribadian dari bangsa timur?
·
Apa pengertian dari kebudayaan?
·
Apa saja unsur-unsur dari kebudayaan
itu?
·
Bagaimana kita dapat menyebutkan 3 wujud
kebudayaan berdasarkan dimensinya?
·
Bagaimana kita dapat menggunakan 5
masalah pokok kehidupan manusia?
·
Bagaimana perubahan kebudayaan itu bisa
terjadi berdasarkan faktor yang mempengaruhi?
·
Apa saja penyebab terjadinya perubahan
budaya
·
Bagaimana kita dapat menjelaskan kaitan
antara manusia dengan kebudayaan?
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan
dari karya ilmiah ini adalah bagaimana mahasiswa dapat memahami berbagai
kebudayaan kenyataan yang diwujudkan oleh kebudayaan dan dapat menjelaskan
hubungan antara manusia dan kebudayaan , mengetahui hakekat manusia, mengetahui
semua unsur-unsur kebudayaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia
Manusia
di alam dunia ini memegang peranan yang unik dan dapat dipandang dari banyak segi.
Dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan-kumpulan dari partikel
atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu
kimia). Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling
terkait dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika). Manusia merupakan
mahluk biologis yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia (ilmu bologi).
Dalam ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang
ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering
disebut homo economicus (ilmuu ekonomi). Manusia merupakan mahluk sosial yang
tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi). Manusia merupakan mahluk yang
selalu ingin mempunyai kekuasaan (ilmu politik). Manusia merupakan mahluk yang
berbudaya, sering disebut homo-humanus (ilmu filsafat).
Dari definsi-definisi di atas, kita dapat melihat
bahwa manusia selain dapat dipandang dari banyak segi, juga mempunyai banyak
kepentingan. Ada dua pandang yang akan kita jadikan untuk menjelaskan tentang
unsur-unsur yang membangun manusia:
1.
Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terikat yaitu jasad, hayat,
ruh, dan nafs
2.
Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu id, ego,
superego
2.2 Hakekat Manusia
Hakikat
Manusia adalah makhluk yang kuat, ada juga yang menyebut hakikat manusia adalah
makhluk yang sempurna , ada juga yang
menyebutnya makhluk paling cerdas dari semua itu menunjukan bahwa hakikat
manusia adalah mahkluk yang positif. Manusia dengan segala sifat dan
karakternya, diciptakan dengan sebegitu sempurnanya.
a. Mahluk
ciptaan tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba,
dirasa. Wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal,
tubuhnya hancur dan lenyap.
Jiwa adalah materi yang roh yang ada di dalam tubuh
manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan. Jiwa terdapat dalam tubuh
tetapi tidak dapat dilihat, diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia
meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu tuhan, dan jiwa
tidak mengalami kehancuran.
b. Mahluk
ciptaan tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan mahluk lainnya
Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya,
karena manusia dilengkapi oleh akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat dalam
jiwanya. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dengan
teknologi.dengan adanya perasaan manusia mampu menciptakan kesenian. Perasaan
dalam manusia ada dua macam, yaitu perasaan inderawi & rohani. Dengan
kehendak manusia mampu mempertimbangkan dan menilai serta berkehendak
menciptakan kebenaran atau sebaliknya.
c. Mahluk
biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau
interaksi faktir-faktor hayati dan busayawi. Sebagai mahluk hayati, manusia
dapat dipelajari dari segi anatomi, fisiologi, biokimia, genetika, dll. Sebagai
mahluk budayawi, manusia dapat dipelajari dari segi psikologi sosial, ekonomi,
kemasyarakatan, dll.
d. Mahluk
ciptaan tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan
martabat karena kemampuan bekerja dann berkarya
Soren kienkegaard memandang manusia dalam konteks
kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya,
memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah
2.3 Kepribadian Bangsa Timur
Banyak
orang yang masih mempersoalkan prbedaan antara kebudayaan barat dan timur.
Orang-orang yang sering mendiskusikan kontras antara kedua konsep tersebut
secara populer, biasanya menyangka bahwa kebudayaan timur lebih memntingkan
kehidupan kerohanian, mistik, pikiran preologis, keramahtamahan, dan
gotong-royong. Sedangkan kebudayaan barat lebih mementingkan kebendaan, pikiran
logis, hubungan asas guna dan individualisme.
Kepribadian
Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan masyarakat yang
menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan
ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur.
Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai
sifat teposeliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi
bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di
negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan
di negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian
bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam
bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang
mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya
masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata
dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak
boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu
suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal
tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Bangsa
timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah
masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan
oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan
upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya
daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet,
kecak, tarian barong.
Bagan psiko-sosiogram manusia
- Nomor 0 (lingkaran dunia luar): terdiri dari
pikiran dan anggapan tentang orang dan hal yang berada diluar Indonesia dan
ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh
-
Nomor 1 (lingkaran hubungan jauh): terdiri dari pikiran dan sikap dalam
alam jiwa manusia tentang manusia, benda, alat, pengetahuan, dan adat yang ada
dala kebudayaan dan masyarakat sendiri
-
Nomor 2 (lingkungan hubungan berguna): tidak lagi ditandai oleh sikap
sayang dan mesra. Melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang,
binatang, atau benda bagi dirinya
-
Nomor 3 (lingkungan hubungan karib): mengandung konsepsi tentang orang
dan binatang atau benda yang oleh si individu diajak bergaul mesra dan karib,
yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung
-
Nomor 4 (kesadaran yang dinyatakan): di alam jiwa manusia mengandung
pikiran, gagasan, dan perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si
individu ke sesamanya
-
Nomor 5,6,7: menggambarkan kepribadian manusia tadi adalah daerah lingkaran 3. Hubungan yang berdasarkan
cinta dan kemesraan juga rasa untuk bisa berbakti penuh dan mutlak, merupakan
suatu kebutuhan mutlak fundamental dalam hidup manusia
2.4 Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan
jika dikaji dari bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang artinya budi
atau akal. Dalam bahasa lain, kebudayaan berasal dari kata colore artinya
mengolah tanah. Jadi secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang
dihasilkan oleh akal budi manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau
tempat tinggalnya. Juga usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan
mempertahankan hidup di lingkungannya.”
Tokoh-tokoh kebudayaan:
a. Selo
sumarjan dan Soelaeman Soemardi
b. Sutan
Takdir Alisyahbana
c.
Koentjaraningrat
d. A.L
Krober dan C. Kluckhon
e. C.A.
VAN PEURSEN
2.5 Unsur-unsur Kebudayaan
Pada
umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur
kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan
dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya :
Handphone, komputer, dan lain – lain.
Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang
sulit diterima adalah misalnya :
·
Unsur-unsur yang menyangkut sistem
kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
·
Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf
pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok
suatu masyarakat.
·
Pada umumnya generasi muda dianggap
sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang
masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai
orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
·
Suatu masyarakat yang terkena proses
akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan
tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau
tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
·
Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan
atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar
masyarakat tersebut.
·
Jika pandangan hidup dan nilai yang
dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
·
Corak struktur sosial suatu masyarakat
turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter
akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
·
Suatu unsur kebudayaan diterima jika
sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya
unsur kebudayaan yang baru tersebut.
·
Apabila unsur yang baru itu memiliki
skala kegiatan yang terbatas.
2.6 Wujud Kebudayaan
Selain
unsur kebudayaan, masalah lain yang juga penting dalam kebudayaan adalah
wujudnya. Pendapat umum mengatakan ada dua wujud kebudayaan. Pertama,
kebudayaan bendaniah (material) yang memiliki cirri dapat dilihat, diraba, dan
dirasa. Sehingga lebih konkret atau mudah dipahami. Kedua, kebudayaan rohaniah
(spiritual) yang memiliki ciri dapat dirasa saja. Oleh karena itu, kebudayaan
rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit dipahami.
·
Wujud pertama adalah wujud ideal
kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba dan difoto. Letaknya dalam alam
pikiran manusia. Ide-ide dan gagasan manusia ini banyak yang hidup dalam
masyarakat dan member jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak
terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu system,
disebut system budaya atau culture system, yang dalam bahasa Indonesia disebut
adat istiadat.
·
Wujud kedua adalah yang disebut system
social, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem social ini
bersifat konkrit sehingga bias diobservasi, difoto dan didokumentir.
·
Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan
fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya
sangat konkrit berupa benda-benda yang bias diraba, difoto dan dilihat. Ketiga
wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan masyarakat tidak terpisah
satu dengan yang lainnya.
Menurut dimensi wujudnya,
kebudayaan mempunyai tiga wujud:
1.
Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran
manusia
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak,
dan berpusat pada manusia yang menganutnya
2.
Kompleks aktivitas
Aktivitas manusia saling berinteraksi, bersifat
konkret, dapat diamati. Wujud ini sering disebut sistem sosial
3. Wujud
sebagai benda
Aktivitas karya manusia menghasilkan benda untuk
berbagai keperluan hidup. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkrit bisa juga
disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai bergerak
2.7 Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn dalam
Pelly (1994) mengemukakan bahwa
nilai budaya merupakan sebuah
konsep beruanglingkup luas
yang hidup dalam
alam fikiran sebahagian besar
warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup.
Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah
sistem nilai – nilai budaya.
Secara fungsional
sistem nilai ini
mendorong individu untuk
berperilaku seperti apa yang
ditentukan. Mereka percaya,
bahwa hanya dengan
berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994).
Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang
atau sekumpulan orang,
Ada
lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat
ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah
pokok tersebut adalah:
(1) masalah hakekat hidup,
(2) hakekat kerja atau karya manusia,
(3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu,
(4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar,
dan
(5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia
sesamanya.
Sistem
nilai budaya dalam semua kebudayaan di
dunia, secara universal menyangkut lima pokok masalah kehidupan manusia:
1.
Hakekat hidup manusia (MH)
2.
Hakekat karya manusia (MK)
3.
Hakekat waktu manusia (WM)
4.
Hakekat alam manusia (MA)
5.
Hakekat hubungan manusia (MN)
2.8 Perubahan Kebudayaan
Pengertian
perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena
ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga
tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Masyarakat dan
kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan
kebudayaan primitif yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat
lainnya. Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan
hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya karena terjadi hubungan antar
kelompok manusia di dalam masyarakat.
Masyarakat
dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan
kebudayaan primitf. Terjadinya perubahan ini disebabkan oleh:
1.
Sebab-sebab yang berasal dari masyarakat dan kebudayaan sendiri
2.
Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup
Proses
akulturasii di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam. Biasanya
suatu masyarakat bertetangga dengan masyarakat lain, terjadi hubungan. Pada
saat itulah unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Beberapa faktor
yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru
diantaranya:
1.
Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan dengan kebudayaan dan
orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut
2. Jika
pandagan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan
oleh nilai agama, maka penerimaan unsur baru akan mengalami hambatan
3. Corak
struktur sosial suatu masyarakat
4. Suatu
unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang
menjadi landasan untuk diterima
5. Jika
unsur baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah
dibuktikan kegunannya
2.9 Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Manusia
dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain.
Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari
berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh
keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo
economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan
(politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.
Dalam
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya
merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan
peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat
oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus
patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena
kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah menusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupkana obyek yang dilaksanakan manusia.
Contoh sederhana yang bisa kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan
peraturan-peraturan kemasyarakatan.
Hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan
sebagai dialektis, amksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dielektis
tercipta memlalui tahap:
-
Eksternalisasi: proses manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun
dunianya
-
Obyektivasi: proses masyarakat menjadi realistis obyektif
-
Internalisasi: proses masyarakat disergap kembali oleh manusia
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan
dari manusia dan kebudayaan adalah manusia dan kebudayaan merupakan salah satu
ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya
tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah
diatur oleh Yang Maha Kuasa. Dan dari sejak lahir manusia sudah mempunyai
kebudayaan yang diturunkan dari kerabatnya.DAFTAR PUSTAKA
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab2-manusia_dan_kebudayaan.pdf
https://vidyakanshapurnagita.wordpress.com/2014/10/24/makalah-manusia-dan-kebudayaan/
http://achmadfahmi489.blogspot.co.id/2011/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html